Sabtu, 11 Maret 2017

Sastra itu memperindah




Siti Anshariyyah nama sebenarnya, namun kesalah kaprahan yang dialaminya membuat nama tertulisnya menjadi Siti Amsariyyah.  Dosen yang katanya sederhana dan simple ini sudah sedikit menggugah ghirroh mahasiswa-saya khususnya untuk berkarya, baik dalam tulisan maupun tindakan. Beliau yang menganalogikan dirinya bukan sebagai teko yang menuangkan gelas yang sudah terisi air, melainkan sebagai pelukis gelas yang akan mewarnai dinding gelas agar tampak lebih menawan.
Memperdalam bagian dari karya sastra yang dipentaskan ini merupakan tugas kami dalam semester 4 kali ini, jika dulu kita lebih menganalisis mengenai karya sastra bagian puisi dan prosa, maka kali ini kita akan lebih menganalisa genre karya sastra yang bermula dari Negara Prancis ini.
Munculnya analisis atau kritik sastra di Indonesia menjadikan tiga wilayah ilmu atau studi sastra, yaitu teori sastra, sejarah sastra, dan kritik sastra. Teori sastra merupakan bidang yang membicarakan tentang definisi sastra, hakikat sastra, teori penelitian sastra, jenis sastra, teori gaya penulisan, dan teori penikmat sastra. Sedangkan sejarah sastra merupakan studi sastra yang yang berhubungan dengan penyusunan sejarah sastra seperti masalah periodasi dan   pertimbangan karya sastra, mengenai bernilai atau tidaknya sebuah karya sastra.
Namun pada mulanya di Indonesia istilah kritik ini dihindari karena dianggap perkataan yang membawa makna cukup tajam, dan perbuatan mengeritik itu dianggap destruktif, sehingga sering dimunculkan sinonimnya seperti penyelidikan, pengkajian, telaah, bahasan, atau ulasan. Dan pada akhirnya kata kritik itu sendiri tetap digunakan secara luas. Dengan munculnya beberapa buku kritik sastra yang menyebabkan pengertian kritik sastra itu sendiri menjadi semakin tumbuh dan berkembang dengan baik.
Dengan demikian, adanya ide kritik atau analisis ini kita dapat menilai dan menginterpretasi agar kedepannya membuat sastra lebih baik.   

2 komentar: